Bank Jatim Catat Kinerja Positif, Konsisten Dorong Skala Bisnis

Bank Jatim terus berkomitmen untuk menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan sekaligus menjadi BPD yang memiliki keunggulan kompetitif.
Kemudian dengan beberapa tantangan yang telah dihadapi baik yang bersifat eksternal maupun internal.
Direktur Utama Bank Jatim, Winardi, mencatatkan performa positif per September tahun 2025. Kinerja keuangan ini merupakan konsolidasi yang juga mencakup kinerja anggota KUB.
Baca Lainnya :
- Bank Jakarta Dorong Transaksi Digital Lewat Pasar Malem Narasi 2025
- Bank Jatim Sabet Penghargaan Top 20 Financial Institutions 2025 dari The Finance
- bank bjb Perkuat Komitmen Dukung Inklusi Keuangan Nasional Lewat BIK 2025 di Bandung dan Surabaya
- Unggul dalam Layanan Transaksi Elektronik, Bank Jatim Diganjar Best Issuing Bank di Ajang Prima Awards 2025
- Salurkan Kredit Rp 12,55 T untuk UMKM, BPD Bali Dapat Apresiasi dari BI
Secara konsolidasi, kinerja Bank Jatim di bulan September 2025 cukup baik. Untuk nilai asset berada di Rp 125,1 triliun atau tumbuh 17,3 persen dari tahun sebelumnya. Penyaluran kredit sebesar Rp 80,2 triliun atau meningkat 29% YoY dan pengelolaan dana pihak ketiga sebesar Rp 99,3 Triliun atau naik 13,5 %YoY. Dan Bank Jatim mampu membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 5,10 triliun atau meningkat 29,25% YoY.
“Di tengah tantangan ekonomi dan dinamika dunia usaha, Bank Jatim melihat bahwa pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh seiring masih terdapat permintaan kredit. Namun, dengan mencermati kondisi yang ada, Bank Jatim kini memang lebih fokus pada kualitas penyaluran kredit dan keberlanjutan dari perseroan,” ungkap Winardi.
Kemudian untuk laba bersih di triwulan III ini secara konsolidasi jelas Winardi, Bank Jatim mencatatkan angka sebesar Rp 1,14 Triliun atau tumbuh 23,5% YoY. Di sisi pengelolaan asset sendiri, Bank Jatim berhasil menghasilkan pendapatan bunga sebesar Rp7,42 Triliun dengan nilai pendapatan bunga bersih sebesar Rp5,10 Triliun atau tumbuh sebesar 29,2 % YoY.
”Untuk mengantisipasi dinamika serta dalam upaya mendukung ekspansi bisnis dan memperkuat struktur pendanaan serta likuiditas, Bank Jatim di awal September 2025 juga telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap 1 sebesar Rp 2 Triliun. Penerbitan Obligasi ini mendapat respond yang cukup baik, oversubscribe sebanyak 1,15x,”kata Winardi.
Seperti diketahui, sesuai dengan visinya untuk menjadi BPD No. 1 di Indonesia, pada tahun 2025 ini Bank Jatim berfokus pada 3 sasaran utama. Yaitu peningkatan kualitas aset dan liabilitas, pendalaman ekosistem digital, dan peningkatan skala bisnis.
Direktur Utama Bank Jatim Winardi Legowo menjelaskan, dalam poin peningkatan kualitas aset dan liabilitas, Bank Jatim menekankan pada pertumbuhan bisnis yang berfokus pada kualitas aset yang baik dan pertumbuhan dana yang berkelanjutan.
Kemudian, penyaluran kredit disalurkan secara prudent dan selektif, memiliki profil resiko yang terukur serta prospek yang baik dan peningkatan dana pihak ketiga yang berkelanjutan.
“Peningkatan kapasitas bisnis Bank Jatim dilakukan melalui pendalaman ekosistem digital dengan cara mengintegrasikan semua lini bisnis dari pasar yang menjadi pangsa pasar terbesar Bank Jatim baik dari sektor keuangan pemerintah daerah, UMKM, maupun masyarakat ke dalam ekosistem layanan digital yang mudah, cepat, dan aman,” paparnya dalam keterangan tertulisnya. Kamis (30/10/25).
Selanjutnya, sebagai upaya untuk meningkatkan skala bisnis, selain melalui pertumbuhan secara organik, Bank Jatim kata Winardi, memiliki keyakinan bahwa pertumbuhan bisnis juga dapat dipercepat melalui aksi korporasi.
Sejak akhir tahun 2024, Bank Jatim telah melakukan aksi korporasi berupa penyertaan modal kepada BPD melalui pola Kelompok Usaha Bank (KUB) dan penerbitan obligasi.
Winardi menerangkan, setelah mendapatkan restu dari OJK untuk berKUB dengan Bank NTB Syariah, di tahun ini Bank Jatim akan melanjutkan proses KUB dengan 4 BPD yang sudah menandatangani Share Holder Agreement (SHA).
“Seperti halnya aksi korporasi suatu bisnis pada umumnya, KUB membutuhkan langkah dan perhitungan bisnis yang akurat termasuk dukungan dari masing – masing Pemegang Saham Pengendali dan OJK tentunya," tegasnya.
.png)







